Ketika Destiny 2 pertama kali diluncurkan pada 2017, banyak yang mempertanyakan apakah Bungie mampu mempertahankan daya tarik game pertamanya sambil memperbaiki kekurangannya. Namun enam tahun setelah perilisannya, Destiny 2 telah berkembang jauh tokped777 melampaui ekspektasi. Ia bukan hanya sebuah game shooter berbasis loot biasa, tapi sebuah ekosistem hidup yang terus berevolusi, menantang, dan menyatukan jutaan pemain dari seluruh dunia.
saya telah mengikuti perkembangan Destiny 2 dari awal rilis, melalui ekspansi naik-turun, hingga momen-momen emosional dalam cerita. Artikel ini adalah gambaran lengkap dari apa yang menjadikan Destiny 2 begitu unik—mulai dari sistem gameplay, cerita besar yang penuh mitologi, hingga komunitas luar biasa yang menopangnya.
Dunia Destiny: Antara Cahaya, Kegelapan, dan Harapan
Destiny 2 adalah game bergenre online multiplayer first-person shooter yang berpadu dengan elemen MMO-lite dan RPG. Pemain mengambil peran sebagai Guardian, pelindung terakhir umat manusia yang dikaruniai kekuatan misterius bernama Light, dan bertugas melindungi dunia dari berbagai ancaman luar angkasa, alien, hingga entitas metafisik seperti The Witness.
Latar belakang game ini berskala kosmik. Kamu menjelajahi planet-planet seperti Europa, Nessus, The Moon, dan Neomuna (di Neptunus), bertarung melawan faksi-faksi seperti Cabal, Vex, Hive, Scorn, dan Taken. Tapi Destiny tidak hanya soal “tembak-menembak alien”—ini soal mitologi panjang tentang pengkhianatan, pengorbanan, dan perjuangan mempertahankan cahaya di tengah kegelapan yang terus membayangi.
Evolusi Konten: Dari Vanilla Hingga The Final Shape
Sejak peluncurannya, Destiny 2 telah mengalami banyak transformasi besar lewat ekspansi utama:
- Forsaken (2018): Momen titik balik. Membawa narasi emosional atas kematian Cayde-6 dan memperkenalkan Dreaming City.
- Shadowkeep (2019): Kembali ke Bulan, dengan cerita lebih gelap dan atmosfer horor.
- Beyond Light (2020): Memperkenalkan kekuatan baru Stasis, pertama kali pemain bisa menggunakan kekuatan Darkness.
- The Witch Queen (2022): Salah satu ekspansi terbaik, membawa cerita detektif sci-fi dengan Savathûn sebagai antagonis cerdas.
- Lightfall (2023): Membawa pemain ke Neomuna di Neptunus, memperkenalkan Strand, kekuatan manipulasi tali realitas.
- The Final Shape (2024): Penutup saga “Light and Darkness”, menawarkan pertarungan terakhir melawan The Witness, entitas kosmik yang telah membayangi narasi Destiny sejak awal.
Setiap ekspansi membawa perubahan signifikan, baik dalam cerita, dunia baru, maupun sistem gameplay. Inilah kekuatan Destiny 2—ia terus berkembang, bahkan terasa seperti game baru setiap tahunnya.
Gameplay yang Terasa Memuaskan Setiap Saat
Satu hal yang membuat banyak gamer betah dengan Destiny 2 adalah rasa menembak yang tak tertandingi. Bungie memang punya rekam jejak kuat sejak Halo, dan di sini mereka membuktikan bahwa feel, recoil, dan dampak dari setiap senjata sangat diperhatikan.
Ada berbagai jenis senjata: auto rifle, pulse rifle, hand cannon, fusion rifle, sniper, shotgun, dan banyak lagi. Setiap senjata punya elemen, trait, dan perk acak yang memengaruhi cara bermain. Kombinasi antara armor mod, subclass, dan loadout memberikan kedalaman strategi yang tinggi.
Kamu juga bisa memilih salah satu dari tiga kelas Guardian: Titan (tank dan support), Warlock (pengguna sihir dan support), Hunter (agile dan stealth)—masing-masing punya tiga elemen (Arc, Solar, Void) dan kini juga Stasis serta Strand sebagai dua kekuatan Darkness.
Pertempuran di Destiny 2 adalah perpaduan antara aksi cepat dan keputusan taktis. Kamu harus tahu kapan menyerang, bertahan, menggunakan super ability, atau membantu tim. Dan hal ini berlaku baik di PvE maupun PvP.
Mode Permainan: PvE, PvP, dan Hybrid
Destiny 2 memiliki mode permainan yang sangat beragam:
PvE (Player vs Environment)
- Strikes: Misi kooperatif 3 pemain melawan bos besar.
- Nightfalls: Versi lebih sulit dari strike dengan modifikasi tantangan.
- Raids: Misi endgame 6 pemain yang sangat kompleks dan penuh teka-teki. Contoh ikonik: Vault of Glass, Last Wish, Root of Nightmares.
- Dungeons: Misi 3 pemain dengan level desain rumit dan loot eksklusif.
- Seasonal Activities: Mode PvE yang berubah setiap musim seperti Battlegrounds, Override, dan Salvage.
PvP (Player vs Player)
- Crucible: Deathmatch klasik dan mode kontrol zona.
- Iron Banner: Mode PvP dengan power level aktif.
- Trials of Osiris: PvP kompetitif elit yang menuntut kerja sama dan konsistensi tingkat tinggi.
Gambit (PvEvP Hybrid)
Mode unik di mana dua tim bertarung sambil mengumpulkan mote dan mengirim invasi ke tim lawan. Menggabungkan PvE dan PvP secara dinamis.
Sistem Progression dan Build Crafting
Destiny 2 bukan hanya soal menembak. Sistem build crafting makin dalam seiring update. Pemain bisa merancang kombinasi subclass, fragment, dan aspect untuk menciptakan efek yang sangat spesifik.
Misalnya, Warlock Solar build bisa membuat ledakan regenerasi HP terus-menerus, atau Hunter Void build bisa terus menghilang setiap kali melakukan finisher. Sistem mod pada armor juga memungkinkan kamu memperkuat kemampuan tertentu, seperti cooldown granat, recovery HP, atau damage weapon spesifik.
Selain itu, ada sistem Power Level yang menentukan seberapa kuat karaktermu terhadap aktivitas yang ada. Meskipun sistem ini sering mendapat kritik karena grind yang berat, Bungie terus melakukan penyesuaian agar lebih bersahabat bagi pemain baru.
Komunitas dan Clan: Sosial Jadi Fondasi
Destiny 2 memiliki komunitas yang sangat aktif dan passionate. Clan system memungkinkan pemain untuk bergabung dalam kelompok, menjalankan raid bersama, mendapatkan bonus XP, hingga bertukar build.
Komunitas ini juga jadi sumber utama knowledge: guide raid, tips build, dan diskusi lore sangat banyak di YouTube, Reddit, dan Discord. Bahkan, momen-momen seperti race to world first untuk raid baru selalu jadi tontonan besar yang disiarkan oleh ribuan pemain secara live.
Visual, Musik, dan Atmosfer
Walaupun Destiny 2 bukan game dengan grafis hyper-realistis, Bungie berhasil menciptakan visual sci-fi yang ikonik dan atmosferik. Setiap planet punya identitas visual unik—dari kota futuristik Neomuna yang berkilau, reruntuhan kuno Dreaming City, hingga horor di kastil Hive.
Musik adalah kekuatan Bungie yang jarang dibicarakan, padahal OST Destiny 2 selalu epik, emosional, dan dinamis. Musik seperti Journey, Savathûn’s Song, atau The Final Shape Theme benar-benar memperkuat pengalaman naratif.
Kritik dan Masa Depan
Meskipun sangat disukai, Destiny 2 bukan tanpa cela. Beberapa kritik umum:
- Sunsetting: Banyak konten lama dihapus demi efisiensi (walau kini sudah dihentikan).
- Monetisasi: Ekspansi, season pass, dan kosmetik sering terasa mahal.
- New player experience: Masih membingungkan untuk pemain baru masuk ke dunia yang begitu luas.
Namun Bungie terus menunjukkan komitmen. The Final Shape menjadi momen penentu apakah mereka mampu menutup saga pertama dengan kepuasan, sekaligus membuka bab baru Destiny selanjutnya.
Kesimpulan: Destiny 2 adalah Epik Modern yang Terus Hidup
Destiny 2 bukan game biasa. Ia adalah pengalaman jangka panjang—perpaduan antara aksi cepat, narasi kosmik, komunitas solid, dan evolusi konten. Ia bisa menjadi game casual bagi penikmat PvE harian, atau game kompetitif hardcore untuk para raider dan pemain PvP elit.
Jika kamu mencari game yang bisa kamu mainkan bertahun-tahun dan selalu menemukan sesuatu yang baru—baik cerita, tantangan, atau teman—Destiny 2 adalah semesta yang layak kamu masuki. Di tengah cahaya dan kegelapan, satu hal pasti: Guardian, tugasmu belum selesai.